Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Literasi Buku Fiksi dan Nonfiksi

Standar Kompetensi :
3. Memahami dan Menguasai Buku Fiksi dan Non Fiksi.
     
Kompetensi Dasar :  
3.13 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
3.14 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi
3.15 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi

Materi Pokok / Pembelajaran :
- Literasi buku fiksi dan nonfiksi
- Unsur-unsur buku
- Cara membaca buku dengan SQ3R
- Cara membuat rangkuman
- Hubungan antar unsur buku
- Contoh penyusunan tanggapan
- Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca


Literasi Buku Fiksi dan Non Fiksi
Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang berisikan kejadian sebenarnya yang disampaikan menurut pendapat/opini/kajian penulis.
Dengan kata lain, buku fiksi adalah buku yang di dalamnya berisi cerita rekaan atau khayalan. Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan.
Contoh buku fiksi yaitu buku cerita anak, dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan komik.
Contoh buku nonfiksi yaitu buku pelajaran, buku ensiklopedia, esai, jurnal, dokumenter, biografi, dan laporan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi).


Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi
Unsur-unsur buku fiksi meliputi bagian:

  • Cover Buku
  • Rincian Sub Bab Buku
  • Judul Sub Bab
  • Tokoh dan Penokohan
  • Tema Cerita
  • Bahasa yang digunakan
  • Penyajian alur cerita
Sedangkan unsur-unsur buku nonfiksi meliputi bagian:

  • Cover Buku
  • Rincian Sub Bab Buku
  • Judul Sub Bab
  • Isi Buku
  • Cara menyajikan isi buku 
  • Bahasa yang digunakan
  • Sistematika penulisan
Dalam hal kegiatan mengomentari buku fiksi dan nonfiksi, unsur-unsur yang tertera di atas merupakan acuan dasar. Boleh saja semua unsur dimasukkan ke dalam komentar, boleh juga hanya sebagian.


Cara membaca buku dengan SQ3R

Metode membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada Tahun 1941 di Universitas Ohio Amerika Serikat, telah mengembangkan sebuah teknik membaca yang dikenal dengan sebutan SQ3R. Teknik ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Menurut Soedarso (1988), SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah mempelajari teks atau buku yang terdiri dari :
(1) Survey;
(2) Question;
(3) Read;
(4) Recite;
(5) Review

1) S-Survey (memeriksa, meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks).
Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan bacaan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal susunan dari isi bahan bacaan yang akan dibaca dengan maksud untuk.

  • Mempercepat menangkap arti,
  • Mendapatkan abstrak,
  • Mengetahui ide-ide penting,
  • Melihat susunan bahan bacaan tersebut,
  • Mendapat minat perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan
  • Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.

Tindakan pertama yang perlu dilakukan dalam survey buku adalah memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama penulis dan atributnya yang bisaanya memberikan petunjuk isi tulisan. Melihat aktualisasinya, dapat melihat tahun penerbitannya. Jika terdapat sampul bagian belakang, sebaiknya perlu dibaca karena memuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku. Tahap berikutnya adalah dengan menelusuri daftar isi, membaca pengantar, melihat tabel, grafik, apendiks dan menelusuri indeks.

2) Q-Question (menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks)
Bersamaan pada saat survey, pembaca mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Kata-kata yang digunakan adalah siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa.

3) R-Read (membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun)
Pada tahap ini, pembaca membaca teks tersebut bagian demi bagian, lalu mencari jawaban atas pertanyaan yang dibentuk berdasarkan judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul sehubungan dengan topik bacaan itu dengan mengkonsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting, yaitu mendukung ide pokok, memperlambat cara membaca di bagian-bagian penting atau yang dianggap sulit dan mempercepat kembali pada bagian yang tidak penting atau yang telah diketahui.

4) R-Recite atau Recall (menjawab dan menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan)
Dalam tahap ini pembaca berhenti sejenak setiap selesai membaca suatu bagian dan mencoba menjawab pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, pembaca juga dapat membuat catatan seperlunya.

5) R-Review (meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga)
Salah satu bentuk review adalah dengan membaca ulang untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul, jawaban atas pertanyaan, serta bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Membaca ulang dalam tahap ini bukan berarti membaca ulang seluruh bahan bacaan yang telah dibaca sebelumnya melainkan membaca ulang sebagian bahan bacaan saja. membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang terlewatkan.

Tahapan-Tahapan Metode Membaca SQ3R

  • Survey - Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan survey bab adalah dengan mengamati subjudul-subjudul dan kaitannya, mengamati grafik, peta dan lain-lain. Lalu dengan memperhatikan: (a) Paragraf pertama dan akhir (ide pokok paragraf), (b) Ringkasan (Ikhtisar atau ringkasan tentang bab yang terletak di bagian tersendiri yaitu mendahului bab itu), (c) Sub judul (untuk mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku itu).
  • Question - Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan yang belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat membantu pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.
  • Read - Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) tidak diperlukan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat dalam membaca. Selain itu juga, catatan itu bisa jadi hanya kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) tidak perlu membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, karena ada kemungkinan kesalahan dalam memilih kata yang digarisbawahi, dan untuk menghindari bahan bacaan penuh dengan coretan tak berarti. Pada tahap read ini pembaca membaca semua materi pokok bahasan lingkaran, guna untuk mencari jawaban tahap yang ke dua yaitu tahap question. Membaca teliti materi lingkaran (serupa dengan tahap read).
  • Recite and Recall - Pada tahap ini pembaca melatih diri dan berusaha tidak membuka kembali bahan bacaan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Jika sebuah atau beberapa pertanyaan tidak terjawab, pembaca menjawab pertanyaan berikutnya hingga seluruh pertanyaan terjawab. Waktu untuk tahap ini adalah setengah dari waktu untuk membaca.
  • Review - Membaca dengan menggunakan SQ3R dianggap lebih memuaskan, karena dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu buku atau teks. Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang seseorang. Kegiatan pembelajaran dengan metode SQ3R, pembaca dilatih untuk menceritakan/mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri. Tetapi metode SQ3R memerlukan waktu yang cukup lama karena memiliki tahapan membaca yang sistematis.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Membaca SQ3R


Survey (menyelidiki)
Pada tahap survey pembelajar memperhatikan judul dan rangkuman bab untuk menemukan persoalan dari bab tersebut. Hal itu untuk member kerangka berpikir yang bisa digunakan untuk mengatur bahan yang dibaca.Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, pastikan bahwa pembelajar mengerti tujuan bab itu dan apa yang hendak diajarkan. Sebaiknya penyelidikan dilakukan tidak memakan waktu lebih dari satu menit. Mengenai gambaran pokok-pokok yang akan dipelajari maka para pembelajar dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan baik.

Question (bertanya)
Merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah pembacaan para pembelajar menjadi tugas yang bertujuan menjawab tugas tersebut. Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan yang belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat membantu pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.

Read (Membaca)
Membaca keseluruhan dari teks yang dipelajari untuk mencari jawaban dari tahap sebelumnya. Pembelajar harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting. Kunci tipe pembaca adalah selektif. Perhatian dipusatkan pada bahan yang paling penting. Membaca hendaknya tidak merupakan suatu perbuatan yang pasif, melainkan berupa perbuatan aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Recite (menceritakan kembali)
Setelah melakukan tahapan membaca, maka tutuplah buku dan ceritakan kembali jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Gunakan kata-kata sendiri. Jawablah semua pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis dengan beberapa kata kunci. Buatlah catatan tersebut sesingkat mungkin. Langkah ini sangat penting bagi “pemasukan” bahan tersebut ke dalam otak.

Review (mengulang kembali)
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan maka ulangi semua pertanyaan tersebut sekali lagi dan jawablah dengan kata-kata sendiri. Mengulang ini menolong agar tidak cepat lupa, yaitu lupa apa yang baru saja dipelajari. Setelah itu ulangi bahan tersebut secara berkala.


Cara membuat rangkuman
langkah-langkah (cara) yang dilakukan dalam membuat rangkuman buku fiksi maupun nonfiksi adalah sebagai berikut:

1. Membaca teks asli atau mendengarkan naskah yang dibacakan.
Dengan membaca maka kita akan mengetaui informasi yang ada di dalamnya. Dalam merangkum, membaca adalah kegiata pokok utama yang harus dilakukan sebelum membuat rangkuman. 

Hal ini akan memudahkan kita untuk mengingat, memahami, dan mengerti akan isi naskah. Sehingga akan mempermudah ketika membuat rangkuman. 

2. Tentukan ide pokok pada tiap paragraf. 
Pada tahap kedua, setelah membaca teks atau mendengarkan isi teks, selanjutnya ialah menentukan gagasan atau ide poko para tiap-tiap paragraf (naskah teks) atau menentukan isi pokok dari naskah yang dibacakan. 

Setelah memperoleh ide pokok, rangkuman dapat dibuat dengan mengembangkan ide pokok dengan bahasa sendiri (bahasa yang lebih sederhana) dibanding dengan teks. (biasanya buku-buku teks pelajaran menggunakan bahasa yang sulit dipahami). 

3. Menulis rangkuman. 
Setelah memahami isi teks dan menentukan ide pokok, langkah selanjutnya ialah membuat rangkuman. Ingat, rangkuman adalah ringasan, tulislah yang menjadi teks pokok yang memang harus ditulis (ide pokok). 

Pengembangan seperti pada langkah kedua dapat dilakukan untuk memperjelas ide pokok. Rangkuman disusun secara kronologis.

4. Membaca kembali rangkuman yang telah dibuat. 
Setelah selesai membuat rangkuman, maka bacalah kembali rangkuman yang telah dibuat. hal ini untuk mengantisipasi adanya ide pokok atau informasi penting lainnya yang belum ditulis. 


Hubungan Antar Unsur Buku Fiksi / Non Fiksi
Dengan mengamati setiap unsur yang yang terkandung di dalam buku fiksi dan nonfiksi, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian yang lain berbeda. Unsur yang sama-sama dimiliki baik buku fiksi maupun buku nonfiksi yaitu:

  • Sampul / Cover
  • Sub Bab
  • Judul Sub Bab
Dalam hal perbedaan, buku nonfiksi memiliki isi yang ilmiah/aktual/faktual, disajikan dengan bahasa baku, dan memiliki sistematika penulisan standar. Sedangkan buku fiksi memiliki tokoh dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema, disajikan dengan bahasa variatif (biasanya tidak baku), dan dilengkapi dengan alur cerita yang beraneka ragam.


Contoh Penyusunan Tanggapan
Pertama, membaca buku. Siswa, mahasiswa, atau siapa pun yang berkecimpung dalam menyusun tanggapan buku sebaiknya telah membaca seluruh isi buku dengan penuh ketelitian dan kecermatan sehingga mudah untuk menangkap makna yang terkandung di dalam buku tersebut. Hal ini menjadi pondasi utama sebelum melakukan proses selanjutnya. Melalui tahapan ini pula, pembentukan kerangka berpikir dimulai dan topik-topik yang menjadi perhatian telah tergambar secara garis besar di dalam memori. Oleh karena itu, seorang penyusun tanggapan buku atau resensi membutuhkan waktu yang cukup untuk benar-benar menyatu dengan isi buku seolah-olah telah hadir dalam ritme kata demi kata dan lembar demi lembar pada buku yang dibaca.

Kedua, menentukan unsur-unsur tanggapan buku. Di bagian ini, seorang penyusun tanggapan buku perlu memutuskan unsur-unsur buku yang akan dijadikan acuan tanggapan meliputi meliputi kelebihan/keunggulan buku, kelemahan/kekurangan buku, gaya bahasa, struktur kalimat, ejaan, diksi (pilihan kata), dan ilustrasi. Setelah itu, membuat anotasi (catatan kecil) berupa poin-poin inti di setiap unsur buku. Kemudian, mengembangkan seluruh poin-poin anotasi menjadi paragraf lengkap yang utuh dengan memperhatikan kohesi dan koherensi bahasa yang digunakan.

Ketiga, melakukan penyuntingan. Setelah seluruh tanggapan selesai disusun, maka proses penyuntingan dapat dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kembali kesempurnaan penulisan. Tentu dipahami bahwa tiada manusia yang benar-benar sempurna, begitu juga seorang pemberi tanggapan. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyuntingan, segala kelemahan dalam penulisan dapat diperbaiki dan diedit sebaik mungkin sebagai tahapan finalisasi. Untuk hasil yang lebih baik, boleh juga meminta bantuan editing dari seorang ahli. Seorang penulis buku bahkan tidak jarang meminta penulis-penulis lain atau pembacanya sendiri untuk memberi tanggapan objektif terhadap karya yang dibuatnya. Hasilnya, berawal dari sebuah buku tercipta sebuah karya baru berupa buku tanggapan yang bernilai jual.

Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa tanggapan buku merupakan bagian terpenting dari resensi. Sedangkan resensi bersama dengan kritik sastra, esai, dan ringkasan termaktub sebagai hal yang dapat dilakukan untuk menilai keunggulan dan kelemahan karya sastra. Pembahasan lengkap untuk materi ini akan dibahas pada tulisan berikutnya.


Langkah Menyusun Tanggapan terhadap Buku yang dibaca
1. Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

2. Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.

3. Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

4. Isi dan Bahasa
Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.

Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

5. Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu dibaca atau tidak.

  • menulis data buku yang dibaca,
  • menulis ikhtisar isi buku,
  • mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,
  • menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan
  • memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.


Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Data buku atau identitas buku
a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan
lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.
b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

3. Ikhtisar Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.

5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.

Incoming search terms :
Download Materi Bahasa Indonesia Buku Fiksi dan Nonfiksi SMP/MTs/SMA/SMK Kelas 9 IX Pertemuan 5, Materi Bahasa Indonesia Buku Fiksi dan Nonfiksi, Silabus Bahasa Indonesia SMP/MTs/SMA/SMK Semester 2 Kurikulum 2013, Silabus SMP/MTs/SMA/SMK Kurikulum 2013 Revisi 2016 Terbaru, Soal Latihan Bahasa Indonesia Buku Fiksi dan Nonfiksi.

Posting Komentar

3 Komentar